Senin, 19 Oktober 2009

Stroke dan Faktor Resikonya

Pada posting sebelumnya telah saya nahas sekilas gambaran umum tentang stroke..sehingga pada posting kali ini, akan lebih lanjut akan dibahas tentang apakah itu stroke..

a. Pengertian Stroke
Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler (Israr, 2008).
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Stroke iskemik
Yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
b. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
c. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
2. Stroke hemoragik
Yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:
a. Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
b. Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
Faktor penyebab stroke iskemik antara lain :
1. Menumpuknya lemak pada pembuluh darah yang menyebabkan mudah terjadinya pembekuan darah (aterotrombotik).
2. Benda asing dalam pembuluh darah jantung (kardioemboli).
3. Terjadinya lubang pada pembuluh darah sehingga darah bocor yang mengakibatkan aliran darah ke otak berkurang (lakunar).
4. Penyebab lain yang menyebabkan hipotensi.
Faktor penyebab stroke hemoragik :
1. Tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan pembuluh darah pecah
2. Terjadinya pelebaran pada pembuluh darah yang menyebabkan pembuluh darah pecah.
3. Ateroma, yaitu pembuluh darah menjadi keras dan akan pecah jika tekanan darah naik.
4. Terjadinya tumor pada pembuluh darah (Israr, 2008).

b. Faktor Risiko
Menurut (Israr, 2008) Faktor risiko stroke dibagi atas 2 jenis, faktor risiko yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah antara lain : hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), kolesterol, aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), gangguan jantung, diabetes, riwayat stroke dalam keluarga, migrain, merokok (aktif & pasif), makanan tidak sehat (junk food, fast food), alkohol, kurang olahraga, mendengkur, kontrasepsi oral, narkoba, serta obesitas.
Faktor resiko yang tak dapat diubah
1. Umur
Kemunduran sistem pembuluh darah meningkat seiring dengan bertambahnya usia hingga makin bertambah usia makin tinggi kemungkinan mendapat stroke. Dalam statistik faktor ini menjadi 2 x lipat setelah usia 55 tahun.
2. Jenis.
Stroke diketahui lebih banyak laki-laki dibanding perempuan. Kecuali umur 35 – 44 tahun dan diatas 85 tahun, lebih banyak diderita perempuan. Hal ini diperkirakan karena pemakaian obat-obat kontrasepsi dan usia harapan hidup perempuan yang lebih tinggi dibanding laki-laki.
3. Berat Lahir Yang Rendah
Statistik di Inggris memungkinkan orang dengan berat bayi lahir rendah menunjukkan angka kematian yang lebih tinggi dibanding orang yang lahir dengan berat normal. Namun apa hubungan antara keduanya belum diketahui secara pasti.
4. Ras
Penduduk Afrika - Amerika dan Hispanic - Amerika berpotensi stroke lebih tinggi dibanding Eropa - Amerika. Pada penelitian penyakit artherosklerosis terlihat bahwa penduduk kulit hitam mendapat serangan stroke 38 % lebih tinggi dibanding kulit putih.
5. Faktor Keturunan
Adanya riwayat stroke pada orang tua menaikkan faktor resiko stroke. Hal ini diperkirakan melalui beberapa mekanisme antara lain :
a. Faktor genetik
b. Faktor life style
c. Penyakit-penyakit yang ditemukan
d. Interaksi antara yang tersebut diatas
6. Kelainan Pembuluh Darah Bawaan : sering tak diketahui sebelum terjadi stroke.
c. Gejala Awal Stroke
Menurut (Zigizig, 2008), gejala awal stroke terdiri atas :
1. Tekanan darah memuncak dengan ciri leher berasa sangat berat/kencang dan tiba- tiba sakit kepala/pusing
2. Mulut rasanya miring sebelah (mau ngiler) dan susah berbicara
3. Penglihatan kabur atau kehilangan ketajaman. Ini bisa terjadi pada satu atau dua mata.
4. Kehilangan keseimbangan (lemas mendadak), seperti kehilangan energi secara mendadak.
5. Rasa kebal atau kesemutan (seperti ditusuk jarum secara ringan ) pada salah satu sisi tubuh (punggung)
6. Muka kita mati rasa mendadak (kesemutan sebelah)
Terdapat beberapa saran untuk mengenali gejala awal stroke ini, yaitu dengan menanyakan tiga pertanyaan sederhana ini:
1. Minta orang tersebut untuk TERSENYUM.
2. Minta orang tersebut untuk MENGANGKAT KEDUA TANGANNYA.
3. Minta orang tersebut untuk MENGUCAPKAN SEBUAH KALIMAT SEDERHANA (yang masuk akal). Bila orang tersebut tidak bisa melakukan apa yang kita minta diatas atau salah satunya segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama selanjutnya.
Dalam pedoman umum untuk pasien stroke yang disebut FAST (face,arm,speech,and time), Siloam Hospital Lippo Village merumuskan pedoman yang praktis dalam bahasa Indonesia, yaitu AWAS; untuk mengenali gejala awal stroke dengan cepat, berikut deskripsinya (Yusak, 2009) :
1. A-apakah ada gangguan bicara?
2. W-wajah tidak simetris?
3. A-apakah anggota gerak lemah?
4. S-segera bawa ke rumah sakit!



d. Akibat Stroke
Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yg terbentuk akan diserap kembali secara bertahap. Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Pada saat itu, 1/3 orang yang selamat menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan kematian atau cacat
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut: 1/3 --> bisa pulih kembali, 1/3 --> mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang, 1/3 sisanya --> mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur. Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita stress akibat kecacatan yang ditimbulkan setelah diserang stroke.
Akibat Stroke lainnya: 80% penurunan parsial/ total gerakan lengan dan tungkai. 80-90% bermasalah dalam berpikir dan mengingat. 70% menderita depresi. 30 % mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri. Stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namum kini cenderung menyerang generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tak lagi menjadi milik warga kota yang berkecukupan , namun juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba keterbatasan. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Selain karena besarnya biaya pengobatan paska stroke , juga yang menderita stroke adalah tulang punggung keluarga yang biasanya kurang melakukan gaya hidup sehat, akibat kesibukan yang padat (Ghazali, 2009).

Tidak ada komentar: