Pada catatan kaki, pada sesosok ringkih.
Luap gairah tak terbendungkan
Serut dan mata kuyu memandang
Ungkap satu hasrat dan kerinduan
Seakaan dendam ini membuncah, membara dan tak membiarkan seorangpun pergi tanpa luka
Untuk kesempatan yang pertama dan kedua tak ada . sesaat rapuh ini semakin terasa
Namun ku ingin tak ada duka.
Tak ingin ada harap dan kesiaan. Semua biar berjalan seperti biasa.
Tak ada lagi tangis, apalagi airmata kesedihan
Sudah cukup bagiku. Sudah tamat episode itu.
Kenapa masih bertanya lagi?
Jika pertanyaan itu muncul dari dalam kalbu yang berbisik, maka mengapa tak ungkapkan saja dari dulu?
Pada catatan kaki aku menulis. pada sepucuk kertas yang terukir sajak sendu
soerabaiya:6 mei 08
---copas from my other blog-------
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar