Sabtu, 03 Oktober 2009

Pada catatan kaki

Pada catatan kaki, pada sesosok ringkih.

Luap gairah tak terbendungkan

Serut dan mata kuyu memandang

Ungkap satu hasrat dan kerinduan

Seakaan dendam ini membuncah, membara dan tak membiarkan seorangpun pergi tanpa luka



Untuk kesempatan yang pertama dan kedua tak ada . sesaat rapuh ini semakin terasa

Namun ku ingin tak ada duka.

Tak ingin ada harap dan kesiaan. Semua biar berjalan seperti biasa.

Tak ada lagi tangis, apalagi airmata kesedihan



Sudah cukup bagiku. Sudah tamat episode itu.

Kenapa masih bertanya lagi?

Jika pertanyaan itu muncul dari dalam kalbu yang berbisik, maka mengapa tak ungkapkan saja dari dulu?







Pada catatan kaki aku menulis. pada sepucuk kertas yang terukir sajak sendu



soerabaiya:6 mei 08



---copas from my other blog-------

Tidak ada komentar: